Kamis, 01 Januari 2015

PULAU BUNYU Donatur Hasil Tambang yang Siap Digerus Zaman

PULAU BUNYU
Donatur Hasil Tambang yang Siap Digerus Zaman
Pulau Bunyu merupakan sebuah pulau dengan potensi Sumber Daya Alam yang luar biasa. Pulau ini turut menyumbang berton-ton Batubara serta beribu-ribu barrel Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber devisa negara. Pulau ini merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, lebih tepatnya berada di sebelah Utara Kota Tarakan dengan beribukota di Tanjung Selor.
Sejak 40 tahun yang lalu, usaha eksplorasi dan eksploitasi hasil tambang di Pulau Bunyu semakin berkembang. Di pelopori oleh sebuah perusahaan minyak yang bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij, yang menemukan sumber minyak bumi di Pulau Bunyu dan Kota Tarakan sekitar tahun 1896 silam.
Sejak saat itu ada beberapa perusahaan yang mengelola hasil ekplorasi dan eksploitasi di Pulau Bunyu ini, diantaranya adalah PT Pertamina EP yang mengelola minyak dan gas bumi, PT Medco Methanol Bunyu yang mengelola gas alam sebagai bahan baku  Methanol. Namun, sekarang PT Medco Methanol Bunyu sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan terdapat kendala dengan pasokan gas. Tidak hanya perusahaan migas, di Pulau Bunyu juga terdapat perusahaan PT Adani Global, PT Garda Tujuh Buana, dan PT Lamindo Inter Multikon yang mengelola pertambangan batubara.
Dengan kekayaan alamnya, Pulau Bunyu bersama beberapa wilayah di Kalimantan Utara berperan aktif memberi kontribusi pasokan hasil tambang sebagai sumber devisa negara. Bahkan Pulau Bunyu mengukir prestasi yang gemilang dengan menghemat pengeluaran negara senilai Rp10 miliar per tahun karena PLN Bunyu dan PLN Area Berau berhasil membuat Pulau Bunyu sebagai pulau pertama di Indonesia yang 100% penduduknya telah menikmati layanan listrik yang berasal dari gas. Atas prestasinya tersebut, pada 20 Desember 2012 Pulau Bunyu mendapat pengakuan dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) No. 5749.
Dengan adanya perusahaan-perusahaan tersebut, kehidupan ekonomi di Pulau Bunyu berubah drastis, yang dahulunya hanyalah seorang pengangguran, nelayan dan petani kebun  mulai beralih profesi menjadi pegawai swasta, PNS, dll. Secara tidak langsung, keberadaan perusahaan-perusahaan tambang tersebut telah membantu menopang kehidupan masyarakat di Pulau Bunyu.
Tetapi sangat disayangkan, masyarakat setempat belum dapat merasakan manisnya hasil dari eksplorasi dan eksploitasi tambang tersebut secara maksimal. Karena hasil tambang tersebut lebih banyak digunakan untuk pembangunan di tingkat kabupaten. Sedangkan pembangunan di Kecamatan Bunyu sendiri masih kurang dan butuh perhatian khusus. Salah satunya adalah sarana dan prasarana yang masih sangat minim, contohnya adalah jalan yang rusak, jembatan yang terbengkalai, dll.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan eksploitasi besar-besaran itu menimbulkan dampak yang sangat memprihatinkan. Terutama pertambangan Batubara karena tidak adanya usaha yang berkesinambungan dengan alam, maka pulau mungil ini mulai menunjukkan “penderitaannya”. Polusi udara, tanah dan air mulai “menemani” aktivitas warga.
Dahulu, pantai-pantai di Pulau Bunyu sangat indah dan bersih. Tetapi sekarang keindahan  pantai-pantai tersebut tercemar oleh limbah Batubara. Hampir di sepanjang bibir pantai ditemukan limbah Batubara, sehingga membuat pantai menjadi kotor.
Dampak negatif dari tambang Batubara lainnya adalah dengan berkurangnya daerah resapan air tanah, sehingga ketersediaan air tanah bagi masyarakat setempat berkurang. Ini dikarenakan pembukaan lahan secara besar-besaran dan tidak adanya usaha penanaman kembali (Reboisasi).
Dengan terjadinya kejadian-kejadian tersebut, lantas siapakah yang harus bertanggung jawab? Bahkan jika kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tersebut tidak di kelola secara bijak dan tidak memperhatikan keseimbangan alam maka tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat Pulau Bunyu ini akan kehilangan Sumber Daya Alamnya dan menjadi pulau “mati”.
Jadi marilah bersama-sama menjaga pulau bunyu yang indah dan berpotensi ini, selagi kita bisa. Jika bukan kita, siapa lagi? Anak cucu kita yang akan menjadi batu lonjakan atas perbuatan kita sekarang ini. AYO JAGA PULAU KITA BERSAMA !!!  
Created by Luthviani Safitri
X MIPA-6

1 komentar:

  1. Terima kasih...
    Karena sudah membantu tugas kuliah Saya.

    SalKen..

    BalasHapus